Selasa, 11 April 2017

ABBA, TALENTA TERBAIK MUSIK SWEDIA

Agnetha Faltskog, Bjorn Ulvaeus, Benny Andersson, dan Anni-Frid Lyngstad. Tahun 1970, belum banyak yang mengenal mereka, kecuali orang-orang Swedia. Namun saat memenangkan Eurovision Song Contest empat tahun kemudian, dengan menyanyikan "Waterloo", dunia mulai mengenal mereka sebagai ABBA.


Nama "ABBA" mengambil inisial huruf depan mereka berempat. Agneta-Bjorn-Benny-Anni. Lewat “Waterloo” dimulailah demam musik "beraroma" Swedia, yang menjalar cepat ke seluruh penjuru dunia. Boleh dibilang ABBA adalah grup band pertama asal Swedia yang meraih sukses internasional skala besar. Sejak saat itu, hingga setidaknya tahun 1982, ABBA benar-benar sukses “menyihir” dunia. Ini klip Waterloo, awal dikenalnya ABBA di belantika musik dunia :

Lagu-lagu mereka, mayoritas, hilir-mudik nangkring di tangga lagu-lagu dunia. I Have A Dream, Chiqutita, Fernando, Ring-ring, Honey-Honey, S.O.S, Mammamia, Money Money Monye, Angel Eyes, Does Your Mother Know, dan Take A Chance on Me, Knowing Me Knowing You, misalnya, mengguncang dasyat. 

Dan, tentu saja, Dancing Queen, yang sampai sekarang masih disebut-sebut sebagai lagu pop-dansa terbaik sepanjang masa. Dancing Queen pernah menyabet posisi nomor satu di tangga lagu US Billboard 100. Tak ada perdebatan: Dancing Queen memang mahakarya ABBA.

Saking terkenalnya, ABBA sering dianggap sebagai komoditas ekspor dari Swedia yang lebih laris ketimbang Volvo, mobil mewah bikinan negara itu yang juga terkenal. Ada benarnya sih. Dan menjadi satu pertanyaan menarik mengapa ABBA sampai setenar itu. 

Kembali ke lagu ABBA yang membuat terkenal. Dua tahun sebelum "Waterloo" diperdengarkan, grup ini sudah mengawali kiprahnya dengan meluncurkan single “People Needs Love”. Bagi yang belum melihat klipnya, wajib nonton untuk mengawali kecintaan terhadap ABBA. Hehe. Selang setahun pasca Waterloo ini, album pertama, "Ring-ring" yang sekaligus judul hits mereka, meluncur dari dapur rekaman. 

Benny dan Bjorn seakan mendapat inspirasi dan kekuatan luar biasa dalam menulis lagu, mengolah, dan menjadikannya hits. Musik Swedia mulai diperhitungkan. Sepertinya ABBA pun menjadi “pintu” masuk bagi band-band asal Swedia lainnya, seperti Europe, Roxette, dan Ace of Base, untuk lebih berkiprah di Eropa, Amerika, juga Asia.

Oh iya, mari berkenalan dulu dengan para personel ABBA, dengan sedikit bantuan Wikipedia. Agnetha lahir 5 April 1950 di Jonkoping, Swedia. Cewek berambut pirang ini, sebelum bergabung dengan ABBA, adalah penyanyi yang cukup tenar di negaranya. Agnetha bersua Bjorn saat membintangi sebuah acara TV di tahun 1969, dan mereka menikah dua tahun kemudian. Keduanya lantas sering rekaman bareng dan mendirikan studio. Saat itulah keduanya bertemu Benny dan Frida. 
   
Benny lahir di Stockholm. Swedia, 16 Desember 1946. Semasa muda pernah bergabung dengan band pop rock The Hep Stars, yang sering disematkan predikat sebagai "The Beatles" dari Swedia. Dari sini, Benny, yang piawai memainkan keyboard dan piano sejak muda ini, semakin mengasah kemampuanya membuat lagu. 

Bjorn kelahiran Goteborg, Swedia, 15 April 1945. Sebelum bersama ABBA, Bjorn dikenal sebagai penyanyi sekaligus gitaris di The Hootenanny Singers. Bjorn sering menulis lagu, terutama lagu-lagu berbahasa Inggris. Bulan Juni 1966, The Hootenanny Singers dan The Hep Stars tur bareng.  

Anni-Frid "Frida" Lyngstad lahir 15 November 1945 di Norwegia, dan sejak remaja sudah aktif bernyanyi. Dari penelusuran sambalbawang, Frida pernah juga membentuk band Anni-Frid Tour, tahun 1967. Firda pernah memenangkan National Talent Competition. Dia lantas dapat kontrak dengan label EMI Swedia dan merilis sejumlah lagu. Bersama Benny, Frida sering jadi backing vokal Agnetha. 

Uniknya lagi, keempat personel itu sempat menjadi pasangan suami-istri. Bjorn menikah dengan Agnetha pada tahun 1971, tetapi bercerai delapan tahun kemudian. Benny bercerai tahun 1981, setelah tiga tahun menikah dengan Frida. Tidak pernah ada alasan terkonfirmasi terkait alasan perceraian mereka.

Tapi hebatnya, satu album keluar pascamereka bercerai, yakni The Visitor, di tahun 1982, yang sayangnya, sekaligus menandai selesainya kiprah ABBA. Dari seluruh album ABBA, The Visitor sepertinya yang paling tidak sukses, meski ya tetap sukses. 

Sambalbawang mengamati, dan semoga saja benar, lagu-lagu ABBA pada tahun-tahun terakhirnya, memang bernuansa sendu. Salah satunya “One of Us”, hits andalan di album The Visitor. Beda dengan lagu-lagu awal ABBA yang ceria dan enerjik, seperti Ring Ring, Honey Honey, dan Mammamia.  

Setelah bubar, mereka mengambil jalur masing-masing sampai sekarang. Dan ternyata tidak cukup sukses. Desakan agar mereka reuni dan pentas bareng, terus terdengar. Dibangunnya Museum ABBA di Stockholm Swedia tahun 2013, ternyata juga tidak sanggup memaksa mereka akur, dalam arti manggung bersama dan bikin album. Barangkali perceraian memang jadi salah satu faktor utamanya.

Sekitar 100 lagu sudah tercipta oleh ABBA dalam kurun waktu 1973-1982, termasuk lagu-lagu versi Bahasa Swedia dan Spanyol. Menurut perkiraan sambalbawang, 50 persen lagu-lagu mereka sukses menjadi hits. Hebatnya lagi, lagu-lagu ABBA yang sepertinya kurang hits, banyak yang ternyata asyik dan indah. 

Lagu-lagu ABBA menginspirasi banyak band dan penyanyi. Westlife misalnya, tambah terkenal ketika merilis ulang "I Have A Dream". Madonna juga mencomot intro lagu “Gimme Gimme Gimme” sebagai intro lagunya “Hung Up”. Lalu, grup A*Teens dan Glee pun merilis beberapa lagu seperti "Dancing Queen”.

Lagu “Mammamia” juga menginspirasi pembuatan film yang berjudul sama, yakni "Mammamia" yang dirilis tahun 2008. Balik lagi ke bekakang, uniknya lagi, Mammamia inilah yang menggeser kedigdayaan “Bohemian Rhapsody” milik Queen, di daftar tangga lagu Inggris tahun 1976. Sekadar catatan, lirik “Mammamia” ada di kedua lagu itu lho.

Kekuataan ABBA adalah musiknya yang ceria, enerjik, tapi sederhana dan easy listening. Duet suara unik Agnetha-Frida, yang soprano dan mezzo soprano ini, terasa indah dan pas. Tampang cakep kedua cewek vokalis utama ini, dan tentu saja lekuk indah tubuh mereka, ikut memberi nilai tambah. Siapa coba yang tidak jatuh hati melihat kerlingan, senyuman, dan bibir merekah menggoda dari tante Agnetha dan tante Frida ini? Sekseeh..

Benny menjadi pengaransemen yang handal. "Sihir" Benny ada di setiap lagu. Tapi barangkali sihir terhebatnya ada di intro "Gimme Gimme Gimme", dan ujung lagu "Chiquitita". ABBA juga mengeluarkan dua instrumental, "Arrival" dan Intermezzo No.1. Jauh setelah dirilis, Arrival masih dibawakan lagi oleh banyak grup orkestra.

Bjorn memang mengambil porsi minim sebagai vokalis. Tetapi suaranya juga asyik, karena dia memang awalnya bersolo karir. Coba saja sejenak dengarkan “Does Your Mother Know” dan "Rock Me". Adapun Benny sepertinya tidak pernah jadi vokalis utama. Hanya satu lagu ABBA bertitel "Suzy Hang Around" yang menempatkan Benny sebagai lead vocal. Namun suara Benny, juga Bjorn, bisa dibilang menjadi latar belakang semua lagu ABBA. Ketika ABBA sudah punya duet vokalis yang top, sambalbawang pikir Bjorn dan Benny sudah puas dan memilih menjadi vokalis ketiga dan keempat.

Mungkin 60-70 persen lagu ABBA masuk lagu-lagu hits dunia. Luar biasa. Lagu-lagu yang agak kurang dikenal pun, oke untuk disimak. Cobalah putar “Nina Pretty Ballerina” atau “Hasta Manana”, "He Is Your Brother", "The King Has Lost Its Crown", "When I Kissed The Teacher", "If It Wasn't for The Night", "Thank You For The Music", "Happy Hawaii", "Andante Andante", "The Piper", atau "King Kong Song". Dan ini klip "Hasta Manana":



Ah, seandainya empat pentolan ABBA yang masih hidup ini mau mengesampingkan ego, dan bersedia reunian, sambalbawang yakin deh, dunia bisa “meledak” untuk kedua kali. ABBA yang masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame (2010) ini, sampai sekarang masih punya penggemar fanatik, salah satunya ya penulis ini. Hehe. 

Sudah 35 tahun berselang sejak ABBA bubar. Lagu-lagu mereka masih abadi. Semoga saja ada reuni. Kita tunggu saja sembari memutar ulang aksi panggung dan rekaman mereka. Empat sosok yang senantiasa berkostum unik bin nyentrik ini. Benny duduk main piano, Bjorn kesana-kemari sembari berkalung gitar, serta dan Agnetha-Frida yang bernyanyi indah.

Tetapi, di sisi lain, juga masih sebal mengapa mereka nggak pernah mau reunian. Mumpung masih komplet berempat.





Bjorn, Agnetha, Frida, Benny 



Agnetha, Benny, Frida, Bjorn




2 komentar: