Rabu, 29 Juni 2016

THE BEATLES FOREVER

Empat anak muda asal Liverpool ini pasti tidak menyangka jika setengah abad kemudian orang masih menyanyikan dan memainkan lagu-lagu mereka. Efek Beatles, alis "virus Beatlemania" melampaui apa yang mereka pikirkan. The Beatles tidak benar-benar mati.

 Berselancar ke dunia maya, mudah menemukan video yang diunggah para penggila Beatles dari seluruh negara. Macam-macam bentuk, genre, format, hingga kreasinya. Dari grup band yang memainkan lagu Beatles semirip mungkin, acapela, berkostum serupa Beatles, mem-ponikan rambut, sampai yang ngasih tutorial memainkan gitar, bas, hingga drum.

The Beatles sebenarnya sudah tamat di awal tahun 1970. Meninggalkan begitu saja fans-nya yang kebingungan lantaran telanjur “gila” atau sudah menuju “gila”.  Sebegitu gilanya sampai ada yang tidak mau menganggap grup itu bubar. The Beatles tidak mati, karena yang mati hanya John Lennon--begitu argumennya. Dan ketika 30 tahun kemudian, tahun 2001, George Harisson meninggal, fans masih menganggap The Beatles ada.

Hm, itu juga yang sambalbawang pikir sih. Barangkali, Lennon (jika masih hidup) dan juga Paul Mc Cartney menyesal telanjur menyemai perseteruan yang berujung perpecahan grup. Dan sepertinya itu juga yang dirasakan duo lainnya, George Harisson maupun Ringo Starr. Bagaimana pun, mereka berempat sudah ditahbiskan sebagai Beatles.

Selepas The Beatles bubar, jalur solo karir ditempuh para personelnya. Apakah sukses? Iya, itu pasti. Siapa coba bisa menahan pesona mereka bereempat. Namun kalau mau jujur, sebetulnya, tak ada yang bisa menandingi level kesuksesan saat mereka masih bersama mengusung nama The Beatles. Pun ketika Lennon usai Beatles bubar lalu meluncurkan hits "Imagine" yang luar biasa, tetap orang mengingat dia sebagai dedengkot Beatles.

Bukankah masih ada yang tidak bisa--atau bahkan enggak mau--membedakan mana lagu Beatles dan mana yang lagu Lennon? Sambalbawang kira, Lennon boleh mungkin enggan kalau lagu-lagunya yang dibikin pasca-Beatles bubar, akan dianggap sebagai lagunya Lennon Beatles. Namun Lennon pastilah hanya bisa gigit jari.

Penggemar Beatles tak mau peduli itu lagu siapa. Suka cita memainkan lagu Imagine, setelah sebelumnya tampil "Mbitles", jamak terlihat di panggung ketika band-band mengkover lagu Beatles.. Demikian pula Paul. Setelah meninggalkan Beatles, Paul punya grup Wings, yang lumayan berkibar. Paul lantas bersolo karir dan mencetak beberapa hits hingga era pertengahan 90-an, salah satunya "Hope of Deliverance".

Bagaimana dengan Harisson dan Ringo? Mereka berdua memang tidak “sekencang” dua rekannya dalam bermusik dan bersolo karir pasca Beatles bubar. Tetapi Harrison dan Ringo tetap aktif di jalur musik, juga berkolaborasi dengan banyak musisi. Dunia jelas tahu kiprah mereka. Uniknya, beberapa kali mereka tampil di panggung, dan ...menyanyikan lagu Beatles. Meski sebagian ya lagu ciptaan sendiri. Nah, tetap saja mereka susah move on

Penggemar Beatles yang merana, akhirnya mendapat kabar baik yang menyegarkan. Beatles reunian--meski minus Lennon. Saat itu datang ketika tiga personel tersisa, menelurkan album anthologi di tahun 1995, dengan lagu andalan "Free As A Bird". Lagu koleksi Lennon--yang ditulis tahun 1977-- ini diserahkan Yoko, istrinya, ke tiga personel Beatles. Album itu berisi banyak lagu lain, sebagian dari proses rekaman lagu-lagu Beatles yang tidak dipakai (di album resmi).

Luar biasa. Bukan perkara mudah tentunya, untuk "menempelkan" suara Lennon dan meramunya. Dan hasilnya, Beatles meledakkan lagi euforia, dalam kurun waktu 15 tahun sejak meninggalnya Lennon yang ditembak fans-nya sendiri. Untuk pertama kalinya pula, sejak tahun 1970, setelah menanti 25 tahun, Beatlemania mendengar lagi keempatnya bermusik. Sejak saat itu, terutama Paul, semakin sering membawakan lagu-lagu Beatles.

Ditarik ke belakang, ke Lennon, dia enggak pernah menyinggung minat untuk membangun ulang Beatles. Namun Lennon pun tak bisa menahan fans yang kadung jatuh cinta dengan Beatles. Sampai detik ini, sambalbawang pun masih ngefans berat sama band satu ini. Lagipula, siapa sih yang tidak jatuh hati sama Beatles?

Band amazing 4 ini beranggotakan empat orang. Benar, Lennon dan Paul adalah ujung tombaknya. Namun Beatles besar karena Paul, Lennon, Ringo, dan Harisson. Empat talenta bersatu dalam waktu dan tempat, juga rentang waktu yang tepat. Ini sihir nan dasyat. Beatles itu ya Paul. Beatles itu ya Lennon, Beatles itu ya Ringo, Harisson itu pun Beatles.

Ini mirip dengan kondisi Warkop, dimana Dono itu ya Warkop, Demikian pula Indro dan Kasino. Ketika Kasino meninggal, Dono dan Indro bisa (dan diakui) mengibarkan bendera Warkop mewakili Kasino. Saat Kasino menyusul berpulang, Indro mewakili Dono dan Kasino sebagai Warkop.

Banyak orang bilang, Beatles menganut genre rock. Namun musik mereka juga bernuansa pop, rock, maupun klasik. Musik mereka di awal kemunculannya, cukup jauh berbeda dengan warna musik di akhir perjalanan. Beatles sepertinya mengalami tiga periode masa bermusik, yang saling berkaitan dan membuat musiknya semakin membuat berdecak kagum.

Periode pertama, adalah di era kelahiran tahun 1962-1965 di mana musik mereka ceria, cepat, singkat, dengan lirik-lirik simpel dan “ringan”. Ditancapkan sejak album pertama: Please-please Me. Di era ini pula, yakni tahun 1964, Beatles sukses menembus Amerika Serikat  lewat single “I Want To Hold Your Hand”.


Periode kedua, era 65-67, saat musik mereka mulai menjadi lebih “kaya” dan “liar” yang ditandai penambahan aneka instrumen dan keberanian meracik lagu. Tonggaknya adalah Sgt Pepper’s Lonely Hearts Club Band yang menjadi album terdasyat. Jika agak penasaran dengan seberapa “edan” imajinasi Beatles, barangkali bisa sejenak mendengarkan "A Day In The Life" :



Lagu “Yesterday” yang dinobatkan sebagai lagu Beatles yang paling banyak dirilis ulang dan diputar, muncul di era kedua ini. “Revolution” yang ada di album Revolver, juga bikin kening tercenung, lantaran sound gitar yang sangat “berisik”. Atau setidaknya paling noisy suara gitarnya dibanding lagu-lagu Beatles (yang nge-rock) sebelumnya.

Kemudian periode selanjutnya, setelah tahun 67 hingga bubar, musik Beatles berisi campuran suasana, antara “murung”, emosional, sedih, dan agak-agak dark. Album "Abbey Road" bisa ditengok sebagai penandanya. Di era ini lahir sejumlah lagu luar biasa, semacam “Something” karya Harrison, "Let It Be", "Don't Let Me Down", dan “Oh Darling”.

Tanpa mengesampingkan Harrison dan Ringo, Lennon dan Paul memang piawai. Terlepas dari perbedaan karakter, kemampuan musikalitas mereka saling melengkapi. Lennon seorang introvert yang urakan, sementara Paul ekstrovert yang ceria. Lagu-lagu John lebih "idealis" sedangkan Paul menyukai bikin lagu populer. Tapi keduanya punya “DNA” yang membuat tak ada yang membantah jika mereka ditahbiskan sebagai duet terhebat dalam sebuah grup band.

Beatles hanya delapan tahun mengguncang dunia, tetapi dunia bergetar hingga lebih 50 tahun. Sampai sekarang, dan seterusnya.  

Barangkali, cuma The Beatles yang bisa bikin.. delapan hari setiap minggu. Kamu ingin tahu sebuah rahasia? Aku akan mengikuti matahari, melintasi alam semesta. Ku melihat dia berdiri di sana. Yang kau butuhkan hanya cinta. Di sini, di sana, dan di mana-mana. Dalam hidupku, ku merasa baik-baik saja, dengan sedikit bantuan dari temanku.


BACA JUGA :
LILAC, SEPENGGAL CERITA TENTANG PASSION BERMUSIK 
"MAMA" by PAULINA, PROYEK LAGU PERTAMA
KONSER REUNI ABBA DALAM BENTUK HOLOGRAM ?
AGNETHA FALTSKOG vs ANNI-FRID "FRIDA" LYGNSTAD ABBA
MAMMA MIA ! HERE WE GO AGAIN, ABBA AGAIN
KAKEK-KAKEK AIR SUPPLY
THIS BOY
ABBA TALENTA TERBAIK MUSIK SWEDIA
LAGU-LAGU ABBA, LIRIK DAN VIDEO
7 MOTOR BEBEK TERBAIK SEPANJANG MASA
ANGKRINGAN OH ANGKRINGAN (TULISAN 1)
JURASSIC WORLD VS JURASSIC PARK

Nb: Foto-foto Beatles sambalbawang ambil dari internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar